Kamis, 05 Januari 2017

Teh Hijau Camellia Sinensis Dan Kandungannya

Manfaat Teh Hijau Camellia Sinensis Dan Kandungannya:

Teh/Pucuk Segar Substansi Katekin (% berat kering)
Catechin EC EGC ECG EGCG Total
A. Indonesia: Teh hitam orthodox Teh hitam CTC Teh hijau ekspor Teh hijau lokal Teh wangi Pucuk segar GMB 1 Pucuk segar GMB 2 0,24 0,23 0,10 0,08 0,10 0,70 0,80 0,79 0,27 0,54 0,41 0,35 2,62 1,41 3,54 4,24 6,35 6,39 5,96 2,17 0,61 1,46 1,03 1,08 0,65 0,64 1,22 1,92 2,21 1,25 3,53 3,28 2,23 7,89 9,43 8,24 7,02 11,60 10,81 9,28 14,60 14,15
B. Sencha (Jepang) 0,07 0,41 2,96 0,26 1,36 5,06
C. Oolong (China) 0,14 0,20 2,24 0,43 3,14 6.73
D. Teh wangi (China) 0,15 0,39 3,81 0,69 2,43 7,47
Flavonoid merupakan antioksidan alami yang terdapat dalam tanaman pangan. Struktur dasarnya terdiri atas sebuah inti flavan (2-fenil-benzo-λ-piran) yang mengandung dua cincin benzen. Inti flavan dikombinasikan dengan oksigen yang mengandung cincin piran C. Adanya substitusi dalam cincin C menegaskan perbedaan kelas dalam flavonoid. Flavonoid terdiri atas flavon-3-ol, mengandung cincin jenuh C dengan metil pada 4 posisi (misalnya katekin dengan OH dalam posisi 5,7,3’,4’). Flavonoid dikenal mempunyai aktivitas antioksidan dan mempunyai kemampuan mengikat logam. Aktivitas antioksisan flavonoid meningkat dengan bertambahnya grup hidroksi.
Polifenol diproduksi sebagai hasil metabolit sekunder tanaman tinggi. Polifenol tanaman dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu proantosianidin dan poliester berdasarkan asam galik dan atau asam heksahidroksidifenik dan turunan-turunannya.
Polifenol teh hijau merupakan kelas flavanol yang mempunyai komponen C15. Turunanya di dibentuk dari dua inti fenolik yang dihubungkan dengan tiga unit karbon pada posisi 2, 3 dan 4. Struktur flavanol dari katekin (3,3’,4’,5,7-pentahidroksiflavan) mengandung dua atom karbon asimetrik pada C2 dan C3. Polifenol teh hijau dapat dengan mudah diekstrak dengan etil asetat menghasilkan (+)-katekin disingkat menjadi C, (-)-epikatekin (EC), (-)-galokatekin (GC), (-)-epigalokatekin (EGC), (-)-epikatekin galat (ECG), (-)-galokatekin galat (GC), dan (-)-epigalokatekin galat (EGCG). Katekin mendominasi sekitar 20% bobot kering teh merupakan substansi utama yang menyebabkan teh memenuhi persyaratan sebagai minuman fungsional. Kadar senyawa itu lebih banyak pada tanaman teh Camellia sinensis varietas assamica daripada Camellia sinensis varietas sinensis. Teh hijau Indonesia merupakan produk unik karena diolah dari pucuk daun teh Camellia sinensis varietas assamica. Karena keunikan inilah, teh hijau Indonesia lebih potensial dibandingkan dengan teh hijau Cina atau Jepang yang berbahan baku Camellia sinensis varietas sinensis. Bahkan, teh hitam Indonesia pun mempunyai potensi yang lebih tinggi daripada teh hijau Cina maupun Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar