Manfaat Teh Hijau Camellia Sinensis Dan Kandungannya:
Teh/Pucuk Segar | Substansi Katekin (% berat kering) | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
Catechin | EC | EGC | ECG | EGCG | Total | |
A. Indonesia: Teh hitam orthodox Teh hitam CTC Teh hijau ekspor Teh hijau lokal Teh wangi Pucuk segar GMB 1 Pucuk segar GMB 2 | 0,24 0,23 0,10 0,08 0,10 0,70 0,80 | 0,79 0,27 0,54 0,41 0,35 2,62 1,41 | 3,54 4,24 6,35 6,39 5,96 2,17 0,61 | 1,46 1,03 1,08 0,65 0,64 1,22 1,92 | 2,21 1,25 3,53 3,28 2,23 7,89 9,43 | 8,24 7,02 11,60 10,81 9,28 14,60 14,15 |
B. Sencha (Jepang) | 0,07 | 0,41 | 2,96 | 0,26 | 1,36 | 5,06 |
C. Oolong (China) | 0,14 | 0,20 | 2,24 | 0,43 | 3,14 | 6.73 |
D. Teh wangi (China) | 0,15 | 0,39 | 3,81 | 0,69 | 2,43 | 7,47 |
Flavonoid
merupakan antioksidan alami yang terdapat dalam tanaman pangan.
Struktur dasarnya terdiri atas sebuah inti flavan
(2-fenil-benzo-λ-piran) yang mengandung dua cincin benzen. Inti flavan
dikombinasikan dengan oksigen yang mengandung cincin piran C. Adanya
substitusi dalam cincin C menegaskan perbedaan kelas dalam flavonoid.
Flavonoid terdiri atas flavon-3-ol, mengandung cincin jenuh C dengan
metil pada 4 posisi (misalnya katekin dengan OH dalam posisi 5,7,3’,4’).
Flavonoid dikenal mempunyai aktivitas antioksidan dan mempunyai
kemampuan mengikat logam. Aktivitas antioksisan flavonoid meningkat
dengan bertambahnya grup hidroksi.
Polifenol diproduksi sebagai
hasil metabolit sekunder tanaman tinggi. Polifenol tanaman dapat dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu proantosianidin dan poliester berdasarkan
asam galik dan atau asam heksahidroksidifenik dan turunan-turunannya.
Polifenol
teh hijau merupakan kelas flavanol yang mempunyai komponen C15.
Turunanya di dibentuk dari dua inti fenolik yang dihubungkan dengan tiga
unit karbon pada posisi 2, 3 dan 4. Struktur flavanol dari katekin
(3,3’,4’,5,7-pentahidroksiflavan) mengandung dua atom karbon asimetrik
pada C2 dan C3. Polifenol teh hijau dapat dengan mudah diekstrak dengan
etil asetat menghasilkan (+)-katekin disingkat menjadi C, (-)-epikatekin
(EC), (-)-galokatekin (GC), (-)-epigalokatekin (EGC), (-)-epikatekin
galat (ECG), (-)-galokatekin galat (GC), dan (-)-epigalokatekin galat
(EGCG). Katekin mendominasi sekitar 20% bobot kering teh merupakan
substansi utama yang menyebabkan teh memenuhi persyaratan sebagai
minuman fungsional. Kadar senyawa itu lebih banyak pada tanaman teh
Camellia sinensis varietas assamica daripada Camellia sinensis varietas
sinensis. Teh hijau Indonesia merupakan produk unik karena diolah dari
pucuk daun teh Camellia sinensis varietas assamica. Karena keunikan
inilah, teh hijau Indonesia lebih potensial dibandingkan dengan teh
hijau Cina atau Jepang yang berbahan baku Camellia sinensis varietas
sinensis. Bahkan, teh hitam Indonesia pun mempunyai potensi yang lebih
tinggi daripada teh hijau Cina maupun Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar